Jumat, 08 November 2013

Kisah Doa Seorang Anak Kepada Ibu dan Ayahnya



Mulanya sang Ibu tidak begitu terkejut melihat putranya pergi ke masjid menunaikan shalat berjamaah lima kali dalam sehari semalam. Bahkan, tampak seakan ia tidak rela bila buah hatinya yang masih kanak-kanak melaksanakan semua shalat lima waktu. Baginya, sang anak masih terlalu hijau untuk melaksanakan shalat. 
Seolah shalat telah merampas buah hatinya, dan tidak memberinya manfaat. Shalat telah membuat anaknya penat, dan sungguh tidak menyenangkan. Shalat hanya menyia-nyiakan waktunya dan tidak membuatnya disiplin. 
Namun sungguh menakjubkan, diusianya yang tidak lebih dari sepuluh tahun, si anak dengan polos menjawab kegalauan ibunya. Ia menolak dengan halus keinginan ibunya agar ia tidak perlu bersusah payah untuk shalat, "Ibu, dengan shalat aku merasa bahagia sekali. Dengan shalat, aku merasa lebih giat, waktuku teratur dengan baik, tugas sekolah mampu aku kerjakan semuanya, pelajaran sekolah dapat aku ulangi, dan aku masih punya waktu untuk bermain." 
Saat sang ibu merasa tidak mampu lagi untuk membujuk buah hatinya untuk meninggalkan ketekunannya melaksanakan shalat berjamaah yang dianggapnya semua itu terlalu dini bagi anaknya, ia pun mengadukan persoalan buah hatinya itu kepada sang suami.
Sang ibu benar-benar merasa bahwa shalat telah menguasai pikiran anaknya. Sang suami berusaha menghibur istrinya yang cemas dengan mengatakan, "Biarkan saja, itu kan hanya perilaku kanak- kanak . Kalau ia sudah bosan dan putus asa, ia akan kembali pada perilakunya semula."
Hari pun terus bergulir, ucapan sang suami yang menjadi harap sang ibu belum juga muncul tanda-tanda akan terwujud, sementara sang buah hati, bertambah cintanya pada shalat. Semakin kuat keteguhannya melakukan shalat dan tidak pernah lagi terbendung tekad bulatnya untuk selalu shalat berjamaah di masjid.
Hingga suatu pagi di hari Jum`at, sang ibu tampak sangat gelisah. Sudah setengah jam lebih dari shalat shubuh selesai ditunaikan, sang buah hati belum juga beranjak dari kamarnya. Sambil agak terburu-buru ia bergegas menuju kamar sang buah hati, takut dan cemas membayangi hatinya. Hampir saja sang ibu memasuki pintu kamar buah hatinya yang terbuka saat terdengar lamat-lamat kata bercampur isak tangis.
Sang buah hati terlarut dalam khusyuknya doa, "Ya Rabb, berilah petunjuk kepada ibuku, berilah petunjuk kepada ayahku , sadarkanlah keduanya agar mau menunaikan shalat dan taat kepada-Mu sehingga keduanya tidak masuk neraka." Sang ibu tak kuasa membendung deraian air matanya saat mendengar doa sang buah hati.
Air matanya terus membasahi kedua pipi, membasuh hati dan melapangkan dadanya. Ia bergegas menuju kamarnya untuk membangunkan suaminya dan mengajaknya mendengarkan doa buah hatinya. Keduanya mendapati buah hatinya meneruskan untaian doanya, "Ya Rabb, Engkau telah berjanji akan memperkenankan doa kami. Aku mohon kepada-Mu wahai Rabb, perkenankan doaku, dan berilah hidayah kepada ayah dan ibuku. Aku cinta pada mereka, dan mereka pun cinta kepadaku. 
Ya Allah , sayangilah mereka sebagaimana aku sangat menyayangi ayah dan bundaku." Sang ibu tak kuasa lagi menahan diri. Ia memeluk buah hatinya. Ia dekap buah hatinya erat-erat dalam dadanya. Sang ayah pun tak kuasa menahan haru. Ia dekap anak dan istrinya seraya berucap kepada buah hatinya, "Anakku sayang, Allah telah memperkenankan doamu.
" Sejak itu, keduanya senantiasa melaksanakan shalat lima waktu dan teguh menunaikan perintah-perintah Allah. Keduanya mendapat hidayah melalui perantara buah hatinya. Subhanallah,,, Maha Suci Allah ..Begitu kasih sayang Nya menaungi seluruh hambaNya ..
hidayah dan karunia Rabb datang melalui untaian doa sayang putranya yang sholeh ..
"Ya Allah, ampunilah dosa kami & dosa kedua orang tua kami. masih terbayang air mata ibu yang mengalir & rintihannya disetiap malam ketika berdoa memohon kepadaMu untuk kebahagiaan kami, anaknya. Sayangilah Ibu & ayah kami sebagaimana beliau meyayangi kami sewaktu kecil.

Read more at http://asriadiawaluddin.blogspot.com/2012/12/kisah-doa-seorang-anak-kepada-ayah-dan.html#kzqLVxXw8dg4YSfm.99
Mulanya sang Ibu tidak begitu terkejut melihat putranya pergi ke masjid menunaikan shalat berjamaah lima kali dalam sehari semalam. Bahkan, tampak seakan ia tidak rela bila buah hatinya yang masih kanak-kanak melaksanakan semua shalat lima waktu. Baginya, sang anak masih terlalu hijau untuk melaksanakan shalat. 
Seolah shalat telah merampas buah hatinya, dan tidak memberinya manfaat. Shalat telah membuat anaknya penat, dan sungguh tidak menyenangkan. Shalat hanya menyia-nyiakan waktunya dan tidak membuatnya disiplin. 
Namun sungguh menakjubkan, diusianya yang tidak lebih dari sepuluh tahun, si anak dengan polos menjawab kegalauan ibunya. Ia menolak dengan halus keinginan ibunya agar ia tidak perlu bersusah payah untuk shalat, "Ibu, dengan shalat aku merasa bahagia sekali. Dengan shalat, aku merasa lebih giat, waktuku teratur dengan baik, tugas sekolah mampu aku kerjakan semuanya, pelajaran sekolah dapat aku ulangi, dan aku masih punya waktu untuk bermain." 
Saat sang ibu merasa tidak mampu lagi untuk membujuk buah hatinya untuk meninggalkan ketekunannya melaksanakan shalat berjamaah yang dianggapnya semua itu terlalu dini bagi anaknya, ia pun mengadukan persoalan buah hatinya itu kepada sang suami.
Sang ibu benar-benar merasa bahwa shalat telah menguasai pikiran anaknya. Sang suami berusaha menghibur istrinya yang cemas dengan mengatakan, "Biarkan saja, itu kan hanya perilaku kanak- kanak . Kalau ia sudah bosan dan putus asa, ia akan kembali pada perilakunya semula."
Hari pun terus bergulir, ucapan sang suami yang menjadi harap sang ibu belum juga muncul tanda-tanda akan terwujud, sementara sang buah hati, bertambah cintanya pada shalat. Semakin kuat keteguhannya melakukan shalat dan tidak pernah lagi terbendung tekad bulatnya untuk selalu shalat berjamaah di masjid.
Hingga suatu pagi di hari Jum`at, sang ibu tampak sangat gelisah. Sudah setengah jam lebih dari shalat shubuh selesai ditunaikan, sang buah hati belum juga beranjak dari kamarnya. Sambil agak terburu-buru ia bergegas menuju kamar sang buah hati, takut dan cemas membayangi hatinya. Hampir saja sang ibu memasuki pintu kamar buah hatinya yang terbuka saat terdengar lamat-lamat kata bercampur isak tangis.
Sang buah hati terlarut dalam khusyuknya doa, "Ya Rabb, berilah petunjuk kepada ibuku, berilah petunjuk kepada ayahku , sadarkanlah keduanya agar mau menunaikan shalat dan taat kepada-Mu sehingga keduanya tidak masuk neraka." Sang ibu tak kuasa membendung deraian air matanya saat mendengar doa sang buah hati.
Air matanya terus membasahi kedua pipi, membasuh hati dan melapangkan dadanya. Ia bergegas menuju kamarnya untuk membangunkan suaminya dan mengajaknya mendengarkan doa buah hatinya. Keduanya mendapati buah hatinya meneruskan untaian doanya, "Ya Rabb, Engkau telah berjanji akan memperkenankan doa kami. Aku mohon kepada-Mu wahai Rabb, perkenankan doaku, dan berilah hidayah kepada ayah dan ibuku. Aku cinta pada mereka, dan mereka pun cinta kepadaku. 
Ya Allah , sayangilah mereka sebagaimana aku sangat menyayangi ayah dan bundaku." Sang ibu tak kuasa lagi menahan diri. Ia memeluk buah hatinya. Ia dekap buah hatinya erat-erat dalam dadanya. Sang ayah pun tak kuasa menahan haru. Ia dekap anak dan istrinya seraya berucap kepada buah hatinya, "Anakku sayang, Allah telah memperkenankan doamu.
" Sejak itu, keduanya senantiasa melaksanakan shalat lima waktu dan teguh menunaikan perintah-perintah Allah. Keduanya mendapat hidayah melalui perantara buah hatinya. Subhanallah,,, Maha Suci Allah ..Begitu kasih sayang Nya menaungi seluruh hambaNya ..
hidayah dan karunia Rabb datang melalui untaian doa sayang putranya yang sholeh ..
"Ya Allah, ampunilah dosa kami & dosa kedua orang tua kami. masih terbayang air mata ibu yang mengalir & rintihannya disetiap malam ketika berdoa memohon kepadaMu untuk kebahagiaan kami, anaknya. Sayangilah Ibu & ayah kami sebagaimana beliau meyayangi kami sewaktu kecil.

Read more at http://asriadiawaluddin.blogspot.com/2012/12/kisah-doa-seorang-anak-kepada-ayah-dan.html#kzqLVxXw8dg4YSfm.99
Mulanya sang Ibu tidak begitu terkejut melihat putranya pergi ke masjid menunaikan shalat berjamaah lima kali dalam sehari semalam. Bahkan, tampak seakan ia tidak rela bila buah hatinya yang masih kanak-kanak melaksanakan semua shalat lima waktu. Baginya, sang anak masih terlalu hijau untuk melaksanakan shalat. 
Seolah shalat telah merampas buah hatinya, dan tidak memberinya manfaat. Shalat telah membuat anaknya penat, dan sungguh tidak menyenangkan. Shalat hanya menyia-nyiakan waktunya dan tidak membuatnya disiplin. 
Namun sungguh menakjubkan, diusianya yang tidak lebih dari sepuluh tahun, si anak dengan polos menjawab kegalauan ibunya. Ia menolak dengan halus keinginan ibunya agar ia tidak perlu bersusah payah untuk shalat, "Ibu, dengan shalat aku merasa bahagia sekali. Dengan shalat, aku merasa lebih giat, waktuku teratur dengan baik, tugas sekolah mampu aku kerjakan semuanya, pelajaran sekolah dapat aku ulangi, dan aku masih punya waktu untuk bermain." 
Saat sang ibu merasa tidak mampu lagi untuk membujuk buah hatinya untuk meninggalkan ketekunannya melaksanakan shalat berjamaah yang dianggapnya semua itu terlalu dini bagi anaknya, ia pun mengadukan persoalan buah hatinya itu kepada sang suami.
Sang ibu benar-benar merasa bahwa shalat telah menguasai pikiran anaknya. Sang suami berusaha menghibur istrinya yang cemas dengan mengatakan, "Biarkan saja, itu kan hanya perilaku kanak- kanak . Kalau ia sudah bosan dan putus asa, ia akan kembali pada perilakunya semula."
Hari pun terus bergulir, ucapan sang suami yang menjadi harap sang ibu belum juga muncul tanda-tanda akan terwujud, sementara sang buah hati, bertambah cintanya pada shalat. Semakin kuat keteguhannya melakukan shalat dan tidak pernah lagi terbendung tekad bulatnya untuk selalu shalat berjamaah di masjid.
Hingga suatu pagi di hari Jum`at, sang ibu tampak sangat gelisah. Sudah setengah jam lebih dari shalat shubuh selesai ditunaikan, sang buah hati belum juga beranjak dari kamarnya. Sambil agak terburu-buru ia bergegas menuju kamar sang buah hati, takut dan cemas membayangi hatinya. Hampir saja sang ibu memasuki pintu kamar buah hatinya yang terbuka saat terdengar lamat-lamat kata bercampur isak tangis.
Sang buah hati terlarut dalam khusyuknya doa, "Ya Rabb, berilah petunjuk kepada ibuku, berilah petunjuk kepada ayahku , sadarkanlah keduanya agar mau menunaikan shalat dan taat kepada-Mu sehingga keduanya tidak masuk neraka." Sang ibu tak kuasa membendung deraian air matanya saat mendengar doa sang buah hati.
Air matanya terus membasahi kedua pipi, membasuh hati dan melapangkan dadanya. Ia bergegas menuju kamarnya untuk membangunkan suaminya dan mengajaknya mendengarkan doa buah hatinya. Keduanya mendapati buah hatinya meneruskan untaian doanya, "Ya Rabb, Engkau telah berjanji akan memperkenankan doa kami. Aku mohon kepada-Mu wahai Rabb, perkenankan doaku, dan berilah hidayah kepada ayah dan ibuku. Aku cinta pada mereka, dan mereka pun cinta kepadaku. 
Ya Allah , sayangilah mereka sebagaimana aku sangat menyayangi ayah dan bundaku." Sang ibu tak kuasa lagi menahan diri. Ia memeluk buah hatinya. Ia dekap buah hatinya erat-erat dalam dadanya. Sang ayah pun tak kuasa menahan haru. Ia dekap anak dan istrinya seraya berucap kepada buah hatinya, "Anakku sayang, Allah telah memperkenankan doamu.
" Sejak itu, keduanya senantiasa melaksanakan shalat lima waktu dan teguh menunaikan perintah-perintah Allah. Keduanya mendapat hidayah melalui perantara buah hatinya. Subhanallah,,, Maha Suci Allah ..Begitu kasih sayang Nya menaungi seluruh hambaNya ..
hidayah dan karunia Rabb datang melalui untaian doa sayang putranya yang sholeh ..
"Ya Allah, ampunilah dosa kami & dosa kedua orang tua kami. masih terbayang air mata ibu yang mengalir & rintihannya disetiap malam ketika berdoa memohon kepadaMu untuk kebahagiaan kami, anaknya. Sayangilah Ibu & ayah kami sebagaimana beliau meyayangi kami sewaktu kecil.

Read more at http://asriadiawaluddin.blogspot.com/2012/12/kisah-doa-seorang-anak-kepada-ayah-dan.html#kzqLVxXw8dg4YSfm.99


Mulanya sang Ibu tidak begitu terkejut melihat putranya pergi ke masjid menunaikan sholat berjamaah lima kali dalam sehari semalam.Bahkan,tampak seakan ia tidak rela bila buah hatinya yang masih kanak-kanak melaksanakan semua sholat lima waktu. Baginya,sang anak masih terlalu hijau untuk melaksanakan sholat.

Seolah sholat telah merampas buah hatinya,dan tidak memberinya manfaat.Shalat telah membuat anaknya penat,dan sungguh tidak menyenangkan.Sholat hanya menyia-nyiakan waktunya dan tidak membuatnya disiplin.

Namun sungguh menakjubkan,diusianya yang tidak lebih dari sepuluh tahun,si anak dengan polos menjawab kegalauan ibunya.Ia menolak dengan halus keinginan ibunya agar ia tidak perlu bersusah payah untuk sholat, "Ibu,dengan sholat aku merasa bahagia sekali.Dengan sholat,aku merasa lebih giat,waktuku teratur dengan baik,tugas sekolah mampu aku kerjakan semuanya,pelajaran sekolah dapat aku ulangi,dan aku masih punya waktu untuk bermain."

Saat sang ibu merasa tidak mampu lagi untuk membujuk buah hatinya untuk meninggalkan ketekunannya melaksanakan sholat berjamaah yang dianggapnya semua itu terlalu dini bagi anaknya, ia pun mengadukan persoalan buah hatinya itu kepada sang suami.

Sang ibu benar-benar merasa bahwa sholat telah menguasai pikiran anaknya.Sang suami berusaha menghibur istrinya yang cemas dengan mengatakan,"Biarkan saja,itu kan hanya perilaku kanak- kanak.Kalau ia sudah bosan dan putus asa,ia akan kembali pada perilakunya semula."

Hari pun terus bergulir,ucapan sang suami yang menjadi harap sang ibu belum juga muncul tanda-tanda akan terwujud,sementara sang buah hati,bertambah cintanya pada shalat.Semakin kuat keteguhannya melakukan sholat dan tidak pernah lagi terbendung tekad bulatnya untuk selalu sholat berjamaah di masjid.

Hingga suatu pagi di hari Jum'at,sang ibu tampak sangat gelisah. Sudah setengah jam lebih dari sholat shubuh selesai ditunaikan,sang buah hati belum juga beranjak dari kamarnya. Sambil agak terburu-buru ia bergegas menuju kamar sang buah hati,takut dan cemas membayangi hatinya.Hampir saja sang ibu memasuki pintu kamar buah hatinya yang terbuka saat terdengar lamat-lamat kata bercampur isak tangis.

Sang buah hati terlarut dalam khusyuknya doa,"Ya Rabb,berilah petunjuk kepada ibuku,berilah petunjuk kepada ayahku,sadarkanlah keduanya agar mau menunaikan sholat dan taat kepada-Mu sehingga keduanya tidak masuk neraka."Sang ibu tak kuasa membendung deraian air matanya saat mendengar doa sang buah hati.

Air matanya terus membasahi kedua pipi,membasuh hati dan melapangkan dadanya.Ia bergegas menuju kamarnya untuk membangunkan suaminya dan mengajaknya mendengarkan doa buah hatinya. Keduanya mendapati buah hatinya meneruskan untaian doanya,"Ya Rabb, Engkau telah berjanji akan memperkenankan doa kami.Aku mohon kepada-Mu wahai Rabb,perkenankan doaku,dan berilah hidayah kepada ayah dan ibuku. Aku cinta pada mereka,dan mereka pun cinta kepadaku.

Ya ALLAH,sayangilah mereka sebagaimana aku sangat menyayangi ayah dan bundaku."Sang ibu tak kuasa lagi menahan diri. Ia memeluk buah hatinya.Ia dekap buah hatinya erat-erat dalam dadanya. Sang ayah pun tak kuasa menahan haru.Ia dekap anak dan istrinya seraya berucap kepada buah hatinya,"Anakku sayang,ALLAH telah memperkenankan doamu.

"Sejak itu,keduanya senantiasa melaksanakan sholat lima waktu dan teguh menunaikan perintah-perintah ALLAH.Keduanya mendapat hidayah melalui perantara buah hatinya. Subhanallah,,,Maha Suci ALLAH..Begitu kasih sayang-Nya menaungi seluruh hamba-Nya ..

hidayah dan karunia Rabb datang melalui untaian do'a sayang putranya yang sholeh ..

"Ya ALLAH,ampunilah dosa kami & dosa kedua orang tua kami. masih terbayang air mata ibu yang mengalir & rintihannya disetiap malam ketika berdoa memohon kepada-Mu untuk kebahagiaan kami,anaknya.Sayangilah Ibu & ayah kami sebagaimana beliau meyayangi kami sewaktu kecil...Aamiin ya Rabbal'alamin..




Puisi Tentang Ibu dan Ayah

Kumpulan Puisi Ibu dan Ayah

Bunda ...
engkau adalah
rembulan yang menari
dalam dadaku
Ayah ...
engkau adalah
matahari yang menghangatkan
hatiku

Ayah.. Bunda..
kucintai kau berdua
seperti aku mencintai surga

Semoga Allah mencium ayah bunda
dalam taman-Nya yang terindah nanti.

AYAH

tak peduli sang mentari membakar tubuh mu
tak peduli lumpur dan peluh membasahi tubuhmu
letih sudah harap langkah mu____
.........ayah..

duh.....remuk hati ini
melihat perjuangan mu
duh....hancur raga ini
melihat ,,,mendengar settiap helaan nafas mu

ayah.......

itu badan yang dulu gempal
kini habis di makan derita
itu kulit yang dulu nan mulus
kini penuh dengan bintik-bintik lara

ayah.........
lumpur dan peluh tlah menjadi pakaiyanmu
pegal dan linu telah menjadi santapan mu
capek dan letih sudah menjadi makanan mu
ayah...................

ku salut dengan pengorbananmu
ku kagum dengan jiwa juang mu
semua tuk keluargamu..!
by. Arya Robinson,. Cs
Kumpulan Puisi Untuk Ayah
Ku Gembira...!
Walau Ku Kembara Sedunia..
Walau Ku Temu Ramai Insan …
Nyata Aku Punya Ramai Teman…
Teman2..Seikhlas Hati Ku Katakan
Kalian Istimewa..Teristimewa…

Walau Ku Kembara Sedunia
Walau Ku Temu Ramai Insan ….
Nyata Kamu Tetap Raja dan Ratu Dihati Ku…

Seikhlas Hati Ku Kata Kan …
I Love You Mam & Dad
Kamu Istimewa..Teristimewa

Walau Ku Kembara Sedunia
Walau Ku Temu Ramai Jejaka
Nyata Kau Tiada Tandingannya
Kau Istimewa ..Teristimewa…!

Ayah Sejatiku

Ayah kau adalah pembelajaran
Sekumpulan ilmu yang harus dipraktekkan
Kau pukul aku dengan cambuk ingatan
Agar lebih bermakana untuk kampung negara
Kini sudah usang kulitmu Ayah
Tapi setiap kerut kulitmu adalah pengalaman

Kau didik aku
lewat khas militer terbaikmu
Beliyau berikan waktu yang tepat untuk tidur
Dan tak ada kata keluar malam
Waktu harus dikerjakan secara tepatnya
Seketika aku salah beliyau lari untuk sopaniku
Rahasia hitam putih adalah hobimu ayah.

Dengan mentri dan pion jalankan lalu habiskan malam
Tanpa bintang seterang matahari
Aku disini selalu mendoakan kesehatanmu ayah sayang .

Puisi Tentang Cinta Sejati