![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrTtbSegqYT02NMNLFNeE1zYbauxlACAT10X4NJ31xPf_wdpUGbmOdEAntkxdXNoHG64L8wDjP_hIxcv5l6HScKjv3_qV4OjL6YW3xgw_4VknFOey8TULi5o-ehP6pXTyWXdZ4ycFvENC9/s400/ibu-bapa-dan-anak.jpg)
Mulanya
sang Ibu tidak begitu terkejut melihat putranya pergi ke masjid
menunaikan shalat berjamaah lima kali dalam sehari semalam. Bahkan,
tampak seakan ia tidak rela bila buah hatinya yang masih kanak-kanak
melaksanakan semua shalat lima waktu. Baginya, sang anak masih terlalu
hijau untuk melaksanakan shalat.
Seolah shalat telah merampas buah
hatinya, dan tidak memberinya manfaat. Shalat telah membuat anaknya
penat, dan sungguh tidak menyenangkan. Shalat hanya menyia-nyiakan
waktunya dan tidak membuatnya disiplin.
Namun sungguh menakjubkan, diusianya
yang tidak lebih dari sepuluh tahun, si anak dengan polos menjawab
kegalauan ibunya. Ia menolak dengan halus keinginan ibunya agar ia tidak
perlu bersusah payah untuk shalat, "Ibu, dengan shalat aku merasa
bahagia sekali. Dengan shalat, aku merasa lebih giat, waktuku teratur
dengan baik, tugas sekolah mampu aku kerjakan semuanya, pelajaran
sekolah dapat aku ulangi, dan aku masih punya waktu untuk bermain."
Saat sang ibu merasa tidak mampu
lagi untuk membujuk buah hatinya untuk meninggalkan ketekunannya
melaksanakan shalat berjamaah yang dianggapnya semua itu terlalu dini
bagi anaknya, ia pun mengadukan persoalan buah hatinya itu kepada sang
suami.
Sang ibu benar-benar merasa bahwa
shalat telah menguasai pikiran anaknya. Sang suami berusaha menghibur
istrinya yang cemas dengan mengatakan, "Biarkan saja, itu kan hanya
perilaku kanak- kanak . Kalau ia sudah bosan dan putus asa, ia akan
kembali pada perilakunya semula."
Hari pun terus bergulir, ucapan sang
suami yang menjadi harap sang ibu belum juga muncul tanda-tanda akan
terwujud, sementara sang buah hati, bertambah cintanya pada shalat.
Semakin kuat keteguhannya melakukan shalat dan tidak pernah lagi
terbendung tekad bulatnya untuk selalu shalat berjamaah di masjid.
Hingga suatu pagi di hari Jum`at,
sang ibu tampak sangat gelisah. Sudah setengah jam lebih dari shalat
shubuh selesai ditunaikan, sang buah hati belum juga beranjak dari
kamarnya. Sambil agak terburu-buru ia bergegas menuju kamar sang buah
hati, takut dan cemas membayangi hatinya. Hampir saja sang ibu memasuki
pintu kamar buah hatinya yang terbuka saat terdengar lamat-lamat kata
bercampur isak tangis.
Sang buah hati terlarut dalam
khusyuknya doa, "Ya Rabb, berilah petunjuk kepada ibuku, berilah
petunjuk kepada ayahku , sadarkanlah keduanya agar mau menunaikan shalat
dan taat kepada-Mu sehingga keduanya tidak masuk neraka." Sang ibu tak
kuasa membendung deraian air matanya saat mendengar doa sang buah hati.
Air matanya terus membasahi kedua
pipi, membasuh hati dan melapangkan dadanya. Ia bergegas menuju kamarnya
untuk membangunkan suaminya dan mengajaknya mendengarkan doa buah
hatinya. Keduanya mendapati buah hatinya meneruskan untaian doanya, "Ya
Rabb, Engkau telah berjanji akan memperkenankan doa kami. Aku mohon
kepada-Mu wahai Rabb, perkenankan doaku, dan berilah hidayah kepada ayah
dan ibuku. Aku cinta pada mereka, dan mereka pun cinta kepadaku.
Ya Allah , sayangilah mereka
sebagaimana aku sangat menyayangi ayah dan bundaku." Sang ibu tak kuasa
lagi menahan diri. Ia memeluk buah hatinya. Ia dekap buah hatinya
erat-erat dalam dadanya. Sang ayah pun tak kuasa menahan haru. Ia dekap
anak dan istrinya seraya berucap kepada buah hatinya, "Anakku sayang,
Allah telah memperkenankan doamu.
" Sejak itu, keduanya senantiasa
melaksanakan shalat lima waktu dan teguh menunaikan perintah-perintah
Allah. Keduanya mendapat hidayah melalui perantara buah hatinya.
Subhanallah,,, Maha Suci Allah ..Begitu kasih sayang Nya menaungi
seluruh hambaNya ..
hidayah dan karunia Rabb datang melalui untaian doa sayang putranya yang sholeh ..
"Ya Allah, ampunilah dosa kami &
dosa kedua orang tua kami. masih terbayang air mata ibu yang mengalir
& rintihannya disetiap malam ketika berdoa memohon kepadaMu untuk
kebahagiaan kami, anaknya. Sayangilah Ibu & ayah kami sebagaimana
beliau meyayangi kami sewaktu kecil.
Read more at http://asriadiawaluddin.blogspot.com/2012/12/kisah-doa-seorang-anak-kepada-ayah-dan.html#kzqLVxXw8dg4YSfm.99
Mulanya
sang Ibu tidak begitu terkejut melihat putranya pergi ke masjid
menunaikan shalat berjamaah lima kali dalam sehari semalam. Bahkan,
tampak seakan ia tidak rela bila buah hatinya yang masih kanak-kanak
melaksanakan semua shalat lima waktu. Baginya, sang anak masih terlalu
hijau untuk melaksanakan shalat.
Seolah shalat telah merampas buah
hatinya, dan tidak memberinya manfaat. Shalat telah membuat anaknya
penat, dan sungguh tidak menyenangkan. Shalat hanya menyia-nyiakan
waktunya dan tidak membuatnya disiplin.
Namun sungguh menakjubkan, diusianya
yang tidak lebih dari sepuluh tahun, si anak dengan polos menjawab
kegalauan ibunya. Ia menolak dengan halus keinginan ibunya agar ia tidak
perlu bersusah payah untuk shalat, "Ibu, dengan shalat aku merasa
bahagia sekali. Dengan shalat, aku merasa lebih giat, waktuku teratur
dengan baik, tugas sekolah mampu aku kerjakan semuanya, pelajaran
sekolah dapat aku ulangi, dan aku masih punya waktu untuk bermain."
Saat sang ibu merasa tidak mampu
lagi untuk membujuk buah hatinya untuk meninggalkan ketekunannya
melaksanakan shalat berjamaah yang dianggapnya semua itu terlalu dini
bagi anaknya, ia pun mengadukan persoalan buah hatinya itu kepada sang
suami.
Sang ibu benar-benar merasa bahwa
shalat telah menguasai pikiran anaknya. Sang suami berusaha menghibur
istrinya yang cemas dengan mengatakan, "Biarkan saja, itu kan hanya
perilaku kanak- kanak . Kalau ia sudah bosan dan putus asa, ia akan
kembali pada perilakunya semula."
Hari pun terus bergulir, ucapan sang
suami yang menjadi harap sang ibu belum juga muncul tanda-tanda akan
terwujud, sementara sang buah hati, bertambah cintanya pada shalat.
Semakin kuat keteguhannya melakukan shalat dan tidak pernah lagi
terbendung tekad bulatnya untuk selalu shalat berjamaah di masjid.
Hingga suatu pagi di hari Jum`at,
sang ibu tampak sangat gelisah. Sudah setengah jam lebih dari shalat
shubuh selesai ditunaikan, sang buah hati belum juga beranjak dari
kamarnya. Sambil agak terburu-buru ia bergegas menuju kamar sang buah
hati, takut dan cemas membayangi hatinya. Hampir saja sang ibu memasuki
pintu kamar buah hatinya yang terbuka saat terdengar lamat-lamat kata
bercampur isak tangis.
Sang buah hati terlarut dalam
khusyuknya doa, "Ya Rabb, berilah petunjuk kepada ibuku, berilah
petunjuk kepada ayahku , sadarkanlah keduanya agar mau menunaikan shalat
dan taat kepada-Mu sehingga keduanya tidak masuk neraka." Sang ibu tak
kuasa membendung deraian air matanya saat mendengar doa sang buah hati.
Air matanya terus membasahi kedua
pipi, membasuh hati dan melapangkan dadanya. Ia bergegas menuju kamarnya
untuk membangunkan suaminya dan mengajaknya mendengarkan doa buah
hatinya. Keduanya mendapati buah hatinya meneruskan untaian doanya, "Ya
Rabb, Engkau telah berjanji akan memperkenankan doa kami. Aku mohon
kepada-Mu wahai Rabb, perkenankan doaku, dan berilah hidayah kepada ayah
dan ibuku. Aku cinta pada mereka, dan mereka pun cinta kepadaku.
Ya Allah , sayangilah mereka
sebagaimana aku sangat menyayangi ayah dan bundaku." Sang ibu tak kuasa
lagi menahan diri. Ia memeluk buah hatinya. Ia dekap buah hatinya
erat-erat dalam dadanya. Sang ayah pun tak kuasa menahan haru. Ia dekap
anak dan istrinya seraya berucap kepada buah hatinya, "Anakku sayang,
Allah telah memperkenankan doamu.
" Sejak itu, keduanya senantiasa
melaksanakan shalat lima waktu dan teguh menunaikan perintah-perintah
Allah. Keduanya mendapat hidayah melalui perantara buah hatinya.
Subhanallah,,, Maha Suci Allah ..Begitu kasih sayang Nya menaungi
seluruh hambaNya ..
hidayah dan karunia Rabb datang melalui untaian doa sayang putranya yang sholeh ..
"Ya Allah, ampunilah dosa kami &
dosa kedua orang tua kami. masih terbayang air mata ibu yang mengalir
& rintihannya disetiap malam ketika berdoa memohon kepadaMu untuk
kebahagiaan kami, anaknya. Sayangilah Ibu & ayah kami sebagaimana
beliau meyayangi kami sewaktu kecil.
Read more at http://asriadiawaluddin.blogspot.com/2012/12/kisah-doa-seorang-anak-kepada-ayah-dan.html#kzqLVxXw8dg4YSfm.99
Mulanya
sang Ibu tidak begitu terkejut melihat putranya pergi ke masjid
menunaikan shalat berjamaah lima kali dalam sehari semalam. Bahkan,
tampak seakan ia tidak rela bila buah hatinya yang masih kanak-kanak
melaksanakan semua shalat lima waktu. Baginya, sang anak masih terlalu
hijau untuk melaksanakan shalat.
Seolah shalat telah merampas buah
hatinya, dan tidak memberinya manfaat. Shalat telah membuat anaknya
penat, dan sungguh tidak menyenangkan. Shalat hanya menyia-nyiakan
waktunya dan tidak membuatnya disiplin.
Namun sungguh menakjubkan, diusianya
yang tidak lebih dari sepuluh tahun, si anak dengan polos menjawab
kegalauan ibunya. Ia menolak dengan halus keinginan ibunya agar ia tidak
perlu bersusah payah untuk shalat, "Ibu, dengan shalat aku merasa
bahagia sekali. Dengan shalat, aku merasa lebih giat, waktuku teratur
dengan baik, tugas sekolah mampu aku kerjakan semuanya, pelajaran
sekolah dapat aku ulangi, dan aku masih punya waktu untuk bermain."
Saat sang ibu merasa tidak mampu
lagi untuk membujuk buah hatinya untuk meninggalkan ketekunannya
melaksanakan shalat berjamaah yang dianggapnya semua itu terlalu dini
bagi anaknya, ia pun mengadukan persoalan buah hatinya itu kepada sang
suami.
Sang ibu benar-benar merasa bahwa
shalat telah menguasai pikiran anaknya. Sang suami berusaha menghibur
istrinya yang cemas dengan mengatakan, "Biarkan saja, itu kan hanya
perilaku kanak- kanak . Kalau ia sudah bosan dan putus asa, ia akan
kembali pada perilakunya semula."
Hari pun terus bergulir, ucapan sang
suami yang menjadi harap sang ibu belum juga muncul tanda-tanda akan
terwujud, sementara sang buah hati, bertambah cintanya pada shalat.
Semakin kuat keteguhannya melakukan shalat dan tidak pernah lagi
terbendung tekad bulatnya untuk selalu shalat berjamaah di masjid.
Hingga suatu pagi di hari Jum`at,
sang ibu tampak sangat gelisah. Sudah setengah jam lebih dari shalat
shubuh selesai ditunaikan, sang buah hati belum juga beranjak dari
kamarnya. Sambil agak terburu-buru ia bergegas menuju kamar sang buah
hati, takut dan cemas membayangi hatinya. Hampir saja sang ibu memasuki
pintu kamar buah hatinya yang terbuka saat terdengar lamat-lamat kata
bercampur isak tangis.
Sang buah hati terlarut dalam
khusyuknya doa, "Ya Rabb, berilah petunjuk kepada ibuku, berilah
petunjuk kepada ayahku , sadarkanlah keduanya agar mau menunaikan shalat
dan taat kepada-Mu sehingga keduanya tidak masuk neraka." Sang ibu tak
kuasa membendung deraian air matanya saat mendengar doa sang buah hati.
Air matanya terus membasahi kedua
pipi, membasuh hati dan melapangkan dadanya. Ia bergegas menuju kamarnya
untuk membangunkan suaminya dan mengajaknya mendengarkan doa buah
hatinya. Keduanya mendapati buah hatinya meneruskan untaian doanya, "Ya
Rabb, Engkau telah berjanji akan memperkenankan doa kami. Aku mohon
kepada-Mu wahai Rabb, perkenankan doaku, dan berilah hidayah kepada ayah
dan ibuku. Aku cinta pada mereka, dan mereka pun cinta kepadaku.
Ya Allah , sayangilah mereka
sebagaimana aku sangat menyayangi ayah dan bundaku." Sang ibu tak kuasa
lagi menahan diri. Ia memeluk buah hatinya. Ia dekap buah hatinya
erat-erat dalam dadanya. Sang ayah pun tak kuasa menahan haru. Ia dekap
anak dan istrinya seraya berucap kepada buah hatinya, "Anakku sayang,
Allah telah memperkenankan doamu.
" Sejak itu, keduanya senantiasa
melaksanakan shalat lima waktu dan teguh menunaikan perintah-perintah
Allah. Keduanya mendapat hidayah melalui perantara buah hatinya.
Subhanallah,,, Maha Suci Allah ..Begitu kasih sayang Nya menaungi
seluruh hambaNya ..
hidayah dan karunia Rabb datang melalui untaian doa sayang putranya yang sholeh ..
"Ya Allah, ampunilah dosa kami &
dosa kedua orang tua kami. masih terbayang air mata ibu yang mengalir
& rintihannya disetiap malam ketika berdoa memohon kepadaMu untuk
kebahagiaan kami, anaknya. Sayangilah Ibu & ayah kami sebagaimana
beliau meyayangi kami sewaktu kecil.
Read more at http://asriadiawaluddin.blogspot.com/2012/12/kisah-doa-seorang-anak-kepada-ayah-dan.html#kzqLVxXw8dg4YSfm.99
Mulanya sang Ibu tidak begitu terkejut melihat
putranya pergi ke masjid menunaikan sholat berjamaah lima kali dalam sehari
semalam.Bahkan,tampak seakan ia tidak rela bila buah hatinya yang masih
kanak-kanak melaksanakan semua sholat lima waktu. Baginya,sang anak masih
terlalu hijau untuk melaksanakan sholat.
Seolah sholat telah merampas buah hatinya,dan tidak memberinya manfaat.Shalat telah membuat anaknya penat,dan sungguh tidak menyenangkan.Sholat hanya menyia-nyiakan waktunya dan tidak membuatnya disiplin.
Namun sungguh menakjubkan,diusianya yang tidak lebih dari sepuluh tahun,si anak dengan polos menjawab kegalauan ibunya.Ia menolak dengan halus keinginan ibunya agar ia tidak perlu bersusah payah untuk sholat, "Ibu,dengan sholat aku merasa bahagia sekali.Dengan sholat,aku merasa lebih giat,waktuku teratur dengan baik,tugas sekolah mampu aku kerjakan semuanya,pelajaran sekolah dapat aku ulangi,dan aku masih punya waktu untuk bermain."
Saat sang ibu merasa tidak mampu lagi untuk membujuk buah hatinya untuk meninggalkan ketekunannya melaksanakan sholat berjamaah yang dianggapnya semua itu terlalu dini bagi anaknya, ia pun mengadukan persoalan buah hatinya itu kepada sang suami.
Sang ibu benar-benar merasa bahwa sholat telah menguasai pikiran anaknya.Sang suami berusaha menghibur istrinya yang cemas dengan mengatakan,"Biarkan saja,itu kan hanya perilaku kanak- kanak.Kalau ia sudah bosan dan putus asa,ia akan kembali pada perilakunya semula."
Hari pun terus bergulir,ucapan sang suami yang menjadi harap sang ibu belum juga muncul tanda-tanda akan terwujud,sementara sang buah hati,bertambah cintanya pada shalat.Semakin kuat keteguhannya melakukan sholat dan tidak pernah lagi terbendung tekad bulatnya untuk selalu sholat berjamaah di masjid.
Hingga suatu pagi di hari Jum'at,sang ibu tampak sangat gelisah. Sudah setengah jam lebih dari sholat shubuh selesai ditunaikan,sang buah hati belum juga beranjak dari kamarnya. Sambil agak terburu-buru ia bergegas menuju kamar sang buah hati,takut dan cemas membayangi hatinya.Hampir saja sang ibu memasuki pintu kamar buah hatinya yang terbuka saat terdengar lamat-lamat kata bercampur isak tangis.
Sang buah hati terlarut dalam khusyuknya doa,"Ya Rabb,berilah petunjuk kepada ibuku,berilah petunjuk kepada ayahku,sadarkanlah keduanya agar mau menunaikan sholat dan taat kepada-Mu sehingga keduanya tidak masuk neraka."Sang ibu tak kuasa membendung deraian air matanya saat mendengar doa sang buah hati.
Air matanya terus membasahi kedua pipi,membasuh hati dan melapangkan dadanya.Ia bergegas menuju kamarnya untuk membangunkan suaminya dan mengajaknya mendengarkan doa buah hatinya. Keduanya mendapati buah hatinya meneruskan untaian doanya,"Ya Rabb, Engkau telah berjanji akan memperkenankan doa kami.Aku mohon kepada-Mu wahai Rabb,perkenankan doaku,dan berilah hidayah kepada ayah dan ibuku. Aku cinta pada mereka,dan mereka pun cinta kepadaku.
Ya ALLAH,sayangilah mereka sebagaimana aku sangat menyayangi ayah dan bundaku."Sang ibu tak kuasa lagi menahan diri. Ia memeluk buah hatinya.Ia dekap buah hatinya erat-erat dalam dadanya. Sang ayah pun tak kuasa menahan haru.Ia dekap anak dan istrinya seraya berucap kepada buah hatinya,"Anakku sayang,ALLAH telah memperkenankan doamu.
"Sejak itu,keduanya senantiasa melaksanakan sholat lima waktu dan teguh menunaikan perintah-perintah ALLAH.Keduanya mendapat hidayah melalui perantara buah hatinya. Subhanallah,,,Maha Suci ALLAH..Begitu kasih sayang-Nya menaungi seluruh hamba-Nya ..
hidayah dan karunia Rabb datang melalui untaian do'a sayang putranya yang sholeh ..
"Ya ALLAH,ampunilah dosa kami & dosa kedua orang tua kami. masih terbayang air mata ibu yang mengalir & rintihannya disetiap malam ketika berdoa memohon kepada-Mu untuk kebahagiaan kami,anaknya.Sayangilah Ibu & ayah kami sebagaimana beliau meyayangi kami sewaktu kecil...Aamiin ya Rabbal'alamin..
Seolah sholat telah merampas buah hatinya,dan tidak memberinya manfaat.Shalat telah membuat anaknya penat,dan sungguh tidak menyenangkan.Sholat hanya menyia-nyiakan waktunya dan tidak membuatnya disiplin.
Namun sungguh menakjubkan,diusianya yang tidak lebih dari sepuluh tahun,si anak dengan polos menjawab kegalauan ibunya.Ia menolak dengan halus keinginan ibunya agar ia tidak perlu bersusah payah untuk sholat, "Ibu,dengan sholat aku merasa bahagia sekali.Dengan sholat,aku merasa lebih giat,waktuku teratur dengan baik,tugas sekolah mampu aku kerjakan semuanya,pelajaran sekolah dapat aku ulangi,dan aku masih punya waktu untuk bermain."
Saat sang ibu merasa tidak mampu lagi untuk membujuk buah hatinya untuk meninggalkan ketekunannya melaksanakan sholat berjamaah yang dianggapnya semua itu terlalu dini bagi anaknya, ia pun mengadukan persoalan buah hatinya itu kepada sang suami.
Sang ibu benar-benar merasa bahwa sholat telah menguasai pikiran anaknya.Sang suami berusaha menghibur istrinya yang cemas dengan mengatakan,"Biarkan saja,itu kan hanya perilaku kanak- kanak.Kalau ia sudah bosan dan putus asa,ia akan kembali pada perilakunya semula."
Hari pun terus bergulir,ucapan sang suami yang menjadi harap sang ibu belum juga muncul tanda-tanda akan terwujud,sementara sang buah hati,bertambah cintanya pada shalat.Semakin kuat keteguhannya melakukan sholat dan tidak pernah lagi terbendung tekad bulatnya untuk selalu sholat berjamaah di masjid.
Hingga suatu pagi di hari Jum'at,sang ibu tampak sangat gelisah. Sudah setengah jam lebih dari sholat shubuh selesai ditunaikan,sang buah hati belum juga beranjak dari kamarnya. Sambil agak terburu-buru ia bergegas menuju kamar sang buah hati,takut dan cemas membayangi hatinya.Hampir saja sang ibu memasuki pintu kamar buah hatinya yang terbuka saat terdengar lamat-lamat kata bercampur isak tangis.
Sang buah hati terlarut dalam khusyuknya doa,"Ya Rabb,berilah petunjuk kepada ibuku,berilah petunjuk kepada ayahku,sadarkanlah keduanya agar mau menunaikan sholat dan taat kepada-Mu sehingga keduanya tidak masuk neraka."Sang ibu tak kuasa membendung deraian air matanya saat mendengar doa sang buah hati.
Air matanya terus membasahi kedua pipi,membasuh hati dan melapangkan dadanya.Ia bergegas menuju kamarnya untuk membangunkan suaminya dan mengajaknya mendengarkan doa buah hatinya. Keduanya mendapati buah hatinya meneruskan untaian doanya,"Ya Rabb, Engkau telah berjanji akan memperkenankan doa kami.Aku mohon kepada-Mu wahai Rabb,perkenankan doaku,dan berilah hidayah kepada ayah dan ibuku. Aku cinta pada mereka,dan mereka pun cinta kepadaku.
Ya ALLAH,sayangilah mereka sebagaimana aku sangat menyayangi ayah dan bundaku."Sang ibu tak kuasa lagi menahan diri. Ia memeluk buah hatinya.Ia dekap buah hatinya erat-erat dalam dadanya. Sang ayah pun tak kuasa menahan haru.Ia dekap anak dan istrinya seraya berucap kepada buah hatinya,"Anakku sayang,ALLAH telah memperkenankan doamu.
"Sejak itu,keduanya senantiasa melaksanakan sholat lima waktu dan teguh menunaikan perintah-perintah ALLAH.Keduanya mendapat hidayah melalui perantara buah hatinya. Subhanallah,,,Maha Suci ALLAH..Begitu kasih sayang-Nya menaungi seluruh hamba-Nya ..
hidayah dan karunia Rabb datang melalui untaian do'a sayang putranya yang sholeh ..
"Ya ALLAH,ampunilah dosa kami & dosa kedua orang tua kami. masih terbayang air mata ibu yang mengalir & rintihannya disetiap malam ketika berdoa memohon kepada-Mu untuk kebahagiaan kami,anaknya.Sayangilah Ibu & ayah kami sebagaimana beliau meyayangi kami sewaktu kecil...Aamiin ya Rabbal'alamin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar